Thursday, April 15, 2010

How I Love Kiddo And My Husband

Sudah dua hari ini perasaan saya ga karuan...ga tau juga apa yang sebenernya saya rasain,galau,takut,waswas,ato apapun itu namanya yang jelas bikin dada saya sesak....


Cuma satu hal yang bisa bikin saya tersenyum yaitu tendangan,dan gerakan2 kiddo didalam perut....
Anugerah yang tak terbatas dan tak ternilai....
Satu kepastian dan kepastian tersebut akan menjamin,bahwa saya akan merawat kiddo sebaik mungkin....
Dengan ataupun tanpa campur tangan ayahnya...
Bukan,saya bukan tidak menganggap ayahnya,ataupun tidak memberi kesempatan ayahnya untuk merawat kiddo,tapi lebih ke saya mempersiapkan untuk bisa jadi ibu sekaligus ayah untuk kiddo....
Tentunya kami akan bekerja sama dalam hal ini,tapi saya juga harus siap punya peran ganda bukan?

Mungkin bibib nanti akan sibuk kerja,dan sepulang kerja bibib capek,dan tidak sempat meluangkan waktu untuk kiddo,jadi setidaknya saya bisa menjadi ayah juga pada saat itu,dan menjelaskan betapa capek dan lelah ayahnya karena mencari nafkah untuk kami...

Saya menikmati ini semua,saya menikmati semua proses yang saya jalani,meskipun terkadang ketakutan muncul dan buat saya menjadi goyah,tapi karena makhluk kecil yang bergerak dan tidak berhenti menendang-nendang perut saya,kekhawatiran dan ketakutan itu hilang....
Dan buat saya kembali percaya bahwa Allah itu tidak pernah tidur dan selalu ada untuk umatNya,tanpa pandang bulu..entah itu dia jahat atau baik,Allah selalu disamping kita,termasuk saya....
Toh tidak ada yang perlu saya takutkan di dunia ini,karena semua sudah diatur dan sesuai dengan kapasitas saya...

Semenjak dua hari yang lalu juga kiddo sudah aktif sekali bergerak,dan semenjak itu pula saya selalu terharu dan selalu ingin nangis ketika saya terbangun ataupun kaget karena tendangannya,benar2 tidak ternilai dengan apapun.....
Subhanallah...itu yang selalu saya ucapkan tiap kali dia bergerak...

Ketika bibib makan makanan yang enak,dia menendang perut saya,seolah2 dia tahu apa yang papanya lakukan,dan ketika saya makan makanan tersebut,dia langsung tenang....

Ketika malam dia mendengar suara dengkuran bibib,kiddo juga menendang2 seakan2 tidurnya terganggu...

Ketika saya merasa sedih,galau,dan semua perasaan gundah jadi satu dalam dua hari ini,kiddo juga seakan tahu apa yang saya rasakan....

Susah untuk saya ungkapkan lewat kata2,dan mendeskripsikan apa yang saya rasa tentang perasaan ini dan tentang kiddo,tapi mungkin ini juga yang dibilang naluri seorang Ibu....
Ada perasaan2 tertentu yang susah dijabarkan dan mungkin hanya saya dan Ibu2 lain yang bisa merasakannya....

Banyak sekali perubahan yang saya rasakan semenjak tahu kehadiran kiddo,dan perubahan makin jelas terlihat,ketika saya tahu kalau sakit tulang belakang yang selama ini saya rasakan karena kiddo menyerap kalsium dari tulangku...
Betapa besar dan betapa Allah Maha Besar,membiarkan saya tahu,bahwa untuk menuju kesempurnaan fisik kiddo sudah mengandalkan saya sejak dia masih dalam kandungan...

Emosi yang meluap2,sedikit demi sedikit bisa saya redam,kebiasaan buruk yang selalu saya lakukan ketika amarah tak tertahankan bisa saya hilangkan,sikap tingkah laku serta perbuatan yang biasa saya tunjukkan pelan2 saya hilangkan....
Untuk siapa?selain untuk saya sendiri tentunya juga untuk suami dan terlebih untuk anakku....

Sifat egois pun pelan2 mulai saya kurangi,dan mencoba untuk lebih banyak diam dan sabar....
Ketika ada hal yang mengganjal dan saya tahu bahwa tidak ada seorang pun yang mau mendengar saya lebih memilih diam...
Karena saya tahu apa yang menjadi keluh kesah saya mungkin tidak akan penting dimata dan telinga orang lain....

Komunikasi antara suami istri memang penting,tapi ada kalanya dimana suami mungkin sedikit lelah dengan semua keluh kesah saya dan sudah muak untuk mendengarkan apa yang menjadi ganjalan di hati saya....
Kalaupun sempat terbahas mungkin hanya perdebatan yang memicu bahwa salah satu diantaranya egois......

Tapi bagaimanapun juga naluri seorang perempuan bahkan ibu itu sangat kuat,mungkin ada segelintir orang yang belum peka akan hal ini...sehingga seringkali ketakutan atau kekhawatiran yang dikemukakan hanya menjadi pertengkaran dan menganggap semua hanya sebuah ketakutan yang tidak perlu dikhawatirkan....
Padahal untuk seorang Ibu,sikap seperti ini lebih kepada sikap waspada,karena seorang Ibu tidak menginginkan ada sesuatu hal yang mengancam atau hal yang akan merusak dikemudian hari....

Mungkin Ibu2 lain juga merasakan apa yang saya rasakan....
Bukankah ini juga kelebihan perempuan yang diberikan Allah?
Diberikan kepekaan yang berlebih supaya perempuan bisa mengingatkan laki2 seandainya ada bahaya yang mengancam...
Begitu juga naluri seorang Ibu,diberi kepekaan yang sangat tinggi supaya bisa melindungi keluarganya dari berbagai macam bahaya....
Salah satu sifat dan sikap inilah yang membuat laki2 tampak lebih sempurna....
Dan menjadikan laki2 tersebut hebat......

Betapa saya mencintai kalian berdua....
Anak yang ada di kandunganku,dan suamiku.....
Ketika saya tahu suamiku tidak bisa diajak untuk berdiskusi atau bertukar pikiran,dan takut akan perdebatan yang akan muncul,saya sudah tidak perlu merasa sedih atau takut lagi,karena ada kiddo tempat saya menceritakan semuanya..sekalipun kiddo belum mengerti dan belum paham,setidaknya saya bisa merasa sedikit lega karena sudah menceritakan apa yang saya rasakan....

Begitu juga nanti,ketika kiddo sudah beranjak dewasa,dan kiddo sudah tidak punya waktu untuk mendengarkan cerita saya,setidaknya 'quality time' yang sudah ada semenjak pacaran bisa tetap ada,dan saya bisa mengeluarkan semua yang saya rasa,dan tetap bisa saya ceritakan kepada suami saya......

Hari ini saya semakin yakin bahwa saya tidak sendiri,meskipun saya merasa sendirian merasakan ini....
Ada Allah dan kiddo yang masih mau mendengar saya.....
Dan sesedih apapun saya hari ini,saya masih bisa menunjukkan senyum saya,dan mengatakan bahwa tidak ada apa2,dan saya baik2 saja.....
Dan hasil USG kiddo tadi,sudah cukup membuat saya merasa senang dan melupakan apa yang saya rasakan....
Betapa takjubnya saya ketika melihat kiddo tengkurap,dengan denyut jantung yang begitu cepat dan normal,serta melihat kedua kaki dan kedua tangannya bergerak,dan betapa tak terhingga rasanya melihat hasil dari kalsium yang kiddo serap dari tulangku,dan sekarang sudah mulai membentuk tulang2 ditubuhnya......

Pernikahan ini anugerah.....
Susah ataupun senang,sedih maupun gembira....
Akan tetap membuat saya menjadi pribadi yang seperti ini,tanpa perubahan apapun....
Dan saya menikmati semua......

=)

Thoetzz
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tuesday, April 13, 2010

Feels like......Fabulous!!!!

Menikah itu miracle lho buat saya...soalnya saya sebenernya ga punya plan untuk nikah di umur segini...tapi trust me,nikah itu menyenangkan...
Kalo ada yg bilang,iya menyenangkan kalo pas lagi ga ada masalah,itu salah besar menurut saya,karena apa???karena saya nikmatin semuanya,entah itu brantem2nya,entah itu debat2 kusir sy dgn bibib,smuanya.....
Dan saya ga mau terlalu ngikutin pakem yang ada kalo urusan pernikahan,tapi saya mau berkompromi dengan semua yang ada,dalam artian saya jalani aja....

Percaya kan,kalo kita meyakini suatu hal yang ada di pikiran kita,maka hal tersebut akan terjadi..dan saya orang yang percaya kalimat tersebut.Saya selalu yakin kalo rumah tangga saya akan berjalan baik2 saja,saya bisa lalui ini semua,dan saya bisa untuk tidak gagal ngejalanin ini smua...
Optimis,tentu!!! Tapi saya juga udah prepare untuk segala kemungkinan terburuk...
Yang terpenting kan saya udah ngelakuin yang terbaik untuk rumah tangga ini...

Mostly orang2 yang saya kenal pengen nikah pas mereka udah bener2 siap dan mapan...dan itu pilihan kan....

Mapan mungkin dari segi materi ya,ketika materi sudah terkumpul,maka pernikahan akan mudah dan lancar jaya....
Tapi gimana dengan 'materi' hati? Gimana dengan 'mapan' hati?

Untuk laki2 mungkin ga jadi soal nikah di umur berapapun,tapi untuk perempuan ada istilah 'dikejar target' kan? Mau nikah umur brapa,mau punya anak umur brapa,nanti rawan lho kalo nikah umur segini,pas hamil nanti takut knapa2,gitu kan biasanya?

Nyangkut soal "materi dan kemapanan hati" kalo buat saya,kesiapan untuk ngelakuin hal yang sakral seperti pernikahan itu ibaratnya 'gambling/berjudi' bukan berjudi dengan nasib dan takdir kita nantinya,tapi berjudi dengan kata hati sendiri,keyakinan kita sendiri....

Kenapa saya ibaratkan dengan berjudi?karena saya cuma melalui proses dua bulan untuk bisa sampai ditahap ini....dan faktor pernikahan bukan karena ada 'sesuatu yang salah' dan harus segera diselesaikan tapi lebih ke kata hati saya bilang "he's the guy"

Di hubungan yang saya jalani sebelum saya nikah,saya cenderung ngejalaninya yaa cuma sekedarnya aja...tapi untuk melangkah lebih jauh saya benar2 ga kepikiran...aahh nanti aja,aahh masih mau maen,aahh belum saatnya,aahh apa saya bisa,dan masih banyak aahh2 lain yang bisa matahin semua niatan yang sempat terlintas di kepala....

Dan sampai sekarang saya ga tau apakah pernikahan yang saya jalani saat ini adalah takdir,karena kita emang jodoh,ikutin suara hati,atau nekat?
Hahaha...jujur kalo lagi merhatiin suami saya tidur saya suka bertanya sendiri "kita udah nikah ya?"

Untuk yakin dan mantap dalam suatu hal yang serius itu sulit lho,karena banyak yang harus disinkronkan antara suara hati kecil,cuma perasaan yang ngomong ngalor ngidul,dan pikiran2 logis yang kalo dipikir2 dengan nalar ga ada ujungnya(ini bahasa saya ribet ga siy,tapi bisa ngerti kan maksudnya :D)

Nah saya disini dengerin suara hati..hati kecil yang kalo dirasa2 suara tersebut tuh jauuuuhh tapi kedengeran..bukan cuma sekedar suara yang muncul secara terus2an dan ga jelas ngomong apa..kebanyakan kan orang2 gitu,termasuk saya ya,susah buat bedain suara2 yang berkecamuk dari dalam hati...tapi ketika suara yang jauh itu muncul,only you have to do is follow your heart,listen to it...
Suara yang jauh itu ga pernah bohong,dan saya rasain itu....

Destiny juga mungkin ya,buat saya dan bibib ini destiny,beautiful destiny...jodoh,maut,rejeki ga tau kapan datangnya,tapi ketika itu semua ada dihadapan kita,kita ga bisa berbuat apa2...
Selain nerima dan pasrah,trus disyukuri....
Awal ketemu ma bibib aja,ga disangka2..tapi dari awal juga udah ada suara yang ngomong kalo he's the guy...tapi pada saat itu saya lebih milih untuk ga terlalu dengerin suara itu dulu,lebih ke nikmatin dulu lah...

Tapi mungkin udah takdir,mungkin juga udah waktunya nikah,mungkin kita jodoh(amiiiiiinnnn..ini aminnya harus kenceng)jadilah seperti ini...

Saya cuma mau bilang,jangan pernah cuekin apa kata hati kecil kamu,sekecil dan sepelan apapun suara tersebut,trust me that's a sign....
Mau itu nanti hasilnya baik ato buruk,bakalan jadi susah ato sedih,itu tanda....

Jadi,buat yang mau,akan,menuju ke jenjang yang sama dengan saya,mantapkan dulu semuanya,karena buat sampe di titik ini ga gampang,banyak hal yang harus dikompromikan,banyak hal yang harus diselaraskan,dan yang pasti,semantap apapun hubungan kamu dengan pasanganmu,selama apapun kamu jalanin hubungan kamu,kalau Allah bilang kalian ga jodoh,maka apa yang kamu pengenin,apa yang kamu rancang akan berhenti ditengah jalan...sebagai manusia,kita cuma harus bisa ngejaga dan ngerawat apa yang sudah ada...dan ketika semua yang kita jaga,kita rawat lepas dari pandangan mata ato genggaman kita,kita harus belajar dari kesalahan,kita harus rela dan ikhlasin semua,jangan malah ngomong ato berpikiran bahwa 'harusnya seperti ini,harusnya seperti itu,tadinya kaya gini..eh kok malah jadinya gitu,saya pengen kaya gini,ga pengen gitu' dan banyak lagi keluhan lainnya...kalo sampe akhirnya sesuatu yang berharga dan kita harapkan itu lepas dari kita,all you have to do is just accept it..kalo kebanyakan mengeluh itu sama aja kita ga ikhlas,ga bisa nerima apa yang udah dikasih ma Allah...

Dan pastinya kita ga hidup di dunia dongeng,
Life doesn't always treat you sweet,doesn't always give what you want...
Jadi,buat yang ngalamin proses pacaran selama bertahun2 tapi akhirnya putus nikmatin aja,jangan terlalu banyak menggerutu karna itu sama aja menghujat Allah atas apa yang kamu alami pada saat itu,padahal kalo pun pada saat berhubungan semua sesuai dengan porsinya,tanpa ada yang egois dan dominan dalam hubungan tersebut,rasanya juga ga akan sesakit yang seharusnya ditanggung...semua akan lebih mudah dilalui andaikan porsinya pas...rasa sakitnya juga mungkin ga terlalu menohok di hati,dan hikmahnya pasti lebih baik putus pada saat masih berstatus pacaran,daripada harus putus pada saat berstatus menikah....

Untuk saya,mungkin sedikit beruntung(sebenarnya saya ga setuju dengan kata 'beruntung')karena saya ga melalui proses yang panjang sampe akhirnya menikah..semua terbilang singkat,dan banyak dipermudah,selain itu proses pengenalan satu sama lain setelah nikah itu jauh lebih enak dan nyaman buat saya,karena akhirnya saya dan bibib harus nyatuin ego kita masing2,kalo proses pengenalannya masih didalam status pacaran,mungkin bakal tetap pertahankan ego masing2 dan bakal keluar kalimat 'siapa kamu,toh kita masih pacaran' hehehe...ini keuntungannya,kalimat kaya gitu ga bakal ada,yang ada juga 'oke kita suami istri ayo kita kompromiin semua'.

Cinta suami istri itu cinta yang dewasa,karena semua berjalan beriringan antara perasaan dan logika.....
Dan punya suami seperti bibib itu 'gift' karena saya banyak belajar tentang banyak hal,termasuk belajar tentang komitmen yang mengikat tapi ga mencekik leher dan ga bikin saya merasa dibawah tekanan.....

=)

Thoetzz
Powered by Telkomsel BlackBerry®